Kamis, 25 Juli 2013

PERAN DAN MANFAAT ORGANISASI

     Peran Organisasi Mahasiswa Di Kampus Organisasi mahasiswa memiliki banyak peranan penting dikampus. Sebagaimana pengalaman mengajarkan banyak perubahan yang terjadi dalam kehidupan dikampus, di masyarakat, dan berbangsa dan bernegara yang mengalami perubahan karena peran serta dari mahasiswa yang tergabung dalam organisasi mahasiwa tersebut. Kita sering mendengar istilah bahwa mahasiswa adalah “The agent of change”, hal itu benar adanya karenasama-sama kita saksikan banyakperubahan yang terjadi karena peran mahasiswa. Di kampus sendiri
organisasi mahasiswa ini berperan sangat penting. Organisasi merupakan sarana untuk menyalurkan aspirasi mahasiswa pada petinggi-petinggi kampus seperti rektor, dekan, dosen dan sebagainya. Tidak selamanya keputusan yang di buat oleh petinggi kampus dapat diterima begitu saja oleh mahasiswa. Jadi sebagai sarana untuk menyalurkan aspirasi tersebut melalui organisasi inilah disampaikan. Coba saja bayangkan tanpa ada organisasi mungkin kebijakan apapun yang dikeluarkan pihak atasan mahasiswa akan ‘nrimo’ saja. Karena mereka tidak ada sarana untuk menyampaikan pendapat mereka. Sangat banyak kita saksikan perubahan yang dilakukan oleh mahasiswa yang bergabung di organisasi mahasiswa. Misalnya dari BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) sebagai media bagi mahasiswa untuk menyampaikan keluhan tentang mahalnya biaya kuliah, minimnya fasilitas kampus yang tidak seimbang dengan kenaikan biaya kuliah dan lain sebagainya. Dalam forum yang formal nanti perwakilan dari BEM ini akan menyampaikan keluhan mahasiswa ini kepada pihak rektorat contohnya. Nah,
dari situ pihak rektorat dapat mengevaluasi kebijakan-kebijakan yang membebani mahasiswa. Maka dari itu pihak rektorat akan melakukan fungsicontrolling -nya. Tidak hanya BEM, organisasi kehamahasiswaan lainnya baik organisasi internal maupun organisasi eksternal kampus, juga bisa langsung menyampaikan aspirasinya, seperti yang sama-sama kita saksikan contohnya melakukan aksi damai menuntut kenaikan
biaya kuliah. Memang realita yang kita saksikan tidak jarang aksi yang awalnya damai berujung dengan kericuhan karena pihak kampus mungkin tidak merespon kasi mereka. Namun itu hanyalah sebagian kecil dari contoh peran penting organisasi mahasiswa dikampus. Tidak dapat kita pungkiri keberadaan organisasi kemahasiswaan sangat lah penting di kampus sebagai fasilitator dan mediator antara mahasiswa dengan petinggi-petinggi kampus.
Organisasi kampus sangat berperan dalam
pembekalan untuk melanjutkan study ke
luar negeri. Karena salah satu syarat yang
biasa diminta untuk mendapatkan
beasiswa pendidikan keluar negeri adalah
dari karya ilmiah dan penelitianyang
pernah kita lakukan. Hal ini bisa kita asah
dari berorganisasi.Namun sayangnya,
aktivis kampus kebanyakan hanya
berkutat di dunia sosial politik kampus,
kemampuan menulis
ilmiah dan scientific sangat rendah.
Sebaiknya, kalau kita menjadi aktifis
kampus jangan hanya berkutat pada rapat
dan penyelenggaraan event saja jika ingin
menjadi aktivis kampus yang komplit dan
prestatif. Sertai juga dengan kegiatan-
kegiatan kompetitif lainnya, seperti lomba
menulis, debat, maupun aktivitas sosial
kemasyarakatan lainnya yang juga
diperimbangkan nantinya untuk
pembekalan study ke luar negeri. Karena,
sejatinya jika direnungkan, terlalu banyak
waktu yang terbuang sia-sia hanya karena
kita terlalu disibukkan dengan event dan
rapat organisasi dibandingkan dengan
pengembangan kemampuan prestatif diri.
Akan jauh lebih baik jika kita tidak hanya
pandai dalam memimpin rapat dan
beretorika semata, melainkan kita bisa
menjadi aktivis kampus yang rajin
membaca, menulis, mengikuti perlombaan
dan terjun di kegiatan sosial
kemasyarakatan. Dalam hal ini untuk
menumbuhkan budaya scientific dan
prestatif dalam budaya organisasi kampus,
dibutuhkan peran seorang senior atau
pimpinan organisasi. Penumbuhan nilai,
budaya, dan norma didalam internal
organisasi sejatinya dipegang oleh para
senior atau pimpinan organisasi. Oleh
sebab itu seorang pemimpin dan senior
dalam organisasi hendak lah memiliki
bekal yang bisa dicontoh oleh kader-kader
dibawah kita.
Organisasi kampus juga berperan dalam
dalam peningkatan mutu suatu kampus.
Organisasi kampus yang aktif dan
partisipatif akan selalu memberikan
koreksi terhadap kebijakan kampus yang
mungkin menghambat krestifitas
mahasiswa. Misalnya dalam hal
keikutsertaan dalam berbagai lomba antar
universitas. Pihak kampus tidak
mengetahui sepenuhnya mana mahasiswa
yang kira-kira berpeluang untuk
diikutsertakan dalan even tersebut.
Dengan adanya koordinasi kepada
organisasi kampus maka dapat diketahui
mana mahasiswa yang berpotensi untuk
dikirim sebagai perwakilan suatu kampus.
Karena dengan berorganisasi maka dapat
diketahui seberapa besar potensi
seseorang. Walaupun tidak langsung
menang dalam sebuah kompetisi
setidaknya mahasiswa yang diutus tadi
dapat mengukur kemampuannya dan
belajar dari mahasiswa lain dari
universitas yang berbeda. Dengan
demikian dia akan bisa sharing dengan
teman-teman dikampusnya dan
organisasinya dan bisa memperbaiki diri
dimana kelemahan kita. Setidaknya ada
pelajaran penting yang didapat untuk
persiapan di kompetisi yang lain.
Bayangkan saja apabila pihak kampus
tidak pernah mengirim mahasiswanya
untuk berkompetisi dengan mahasiswa
mahasiswa dari universitas lain. Maka
mahasiswa di kampus tersebut tidak lebih
hanyalah “seperti katak dalam
tempurung”. Merasa pintar didalam
kampus sendiri, sedangkan dia tidak tahu
bagaimana perkembangan diluar sana.
Oleh sebab itu organisasi mahasiswa harus
bisa mengkoreksi kebijakan kampus yang
tidak mau mengirim mahasiswanya untuk
ikut berkompetisi.
Peran serta organisasi dikampus yang
lainnya adalah sebagai sarana bagi pihak
kampus untuk mendapatkan sumberdaya
manusia yang suatu saat dibutuhkan oleh
kampus. Koordinasi yang baik dengan
organisasi kampus akan lebih mudah
merekrut sumberdaya manusia yang
bermanfaat dibanding menyeleksi satu per-
satu mahasiswa.
Manfaat Berorganisasi
Banyak hal yang didapat dengan adanya
organisasi mahasiswa yang tidak ada
diterima dalam perkuliahan. Dengan
berorganisasi mahasiswa terlatih
jiwa leadership untuk memanajemen diri
sendiri, orang lain, dan organisasi
tersebut. Dalam sebuah organisasi
tentunya tidak aka lepas dari fungsi-fungsi
manajemen yang sudah sama-sama kita
ketahui yaitu, “planning, organizing,
actuating, controlling” . Nah, apabila kita
bergabung dalam sebuah lembaga, baik itu
organisasi mahasiswa, di perusahaan, di
pemerintahan semunya tidak akan lepas
dari fungsi manajemen tersebut, meskipun
masih banyak lagi fungsi manajemen yang
lainnya. Begitu juga halnya dalam
organisasi mahasiswa dikampus, dengan
bergabung di organisasi mahasiswa dapat
berlatih melakukan fungsi-fungsi
manajemen itu.
Dalam berorganisasi banyak sekali soft
skill yang kita dapat yang juga tidak kita
dapatkan disaat perkuliahan. Setiap
individu yang ada dalam organisasi
memiliki karakter dan sifat yang berbeda.
Disini kita dapat belajar bagaimana
menghadapi orang yang memiliki karakter
yang berbeda tersebut. Dalam
berorganisasi kita juga belajar bagaimana
berkomunikasi dengan orang lain, baik itu
dengan yang lebih muda, sebaya dan yang
lebih tua. Tidak hanya itu,dalam
berorganisasi kita bisa juga mendapatkan
pengalaman bagaimana berbicara dan
menghadapi orang-orang penting, kalau
dikampus misalnya berkomunikasi dengan
dekanat, dan rektorat. Jika kita bergabung
diorganisasi yang sudah cukup bagus yang
aktif mengadakan kegiatan-kegiatan yang
bermanfaat tentunya akan langsung terjun
ke masyarakat, disini pun kita dilatih
bagaimana berkomunikasi dengan pemuka
masyarakat dan masyarakat itu sendiri.
Contohnya, di UKM yang pernah penulis
ikuti, dimana kami disitu mengadakan
berbagai program kerja yang
membutuhkan komunikasi dengan
masyarakat, seperti mengadakan seminar
nasional yang menghadirkan pembicara
seorang anggota DPR RI, untuk
menghadirkan beliau sebagai pembicara
sungguh bukan hal yang gampang, nah
disinilah kami dilatih cara
berkomunikasinya. Contoh lain misalnya
waktu mengadakan acara bakti social ke
daerah pinggiran. Disana kami juga belajar
bagaimana berkomunikasi dengan pemuka
masyarakat dan masyarakat itu sendiri.
Sungguh ini pengalaman yang benar-benar
berharga. Ini tak akan kita dapatkan tanpa
bergabung dengan suatu organisasi.
Organisasi merupakan salah satu media
yang dapat membentuk kematangan
mahasiswa dalam hidup bermasyarakat.
Dengan senatiasa berorganisasi maka
mahasiswa akan senatiasa terus
berinteraksi dan beraktualisasi, sehingga
menjadi pribadi yang kreatif serta dinamis
dan lebih bijaksana dalam persoalan yang
mereka hadapi. Banyak lagi hal yang
didapat dengan bergabung dalam suatu
organisasi kampus. Oleh sebab itu peran
organisasi kampus sangatlah penting.
Biasanya orang yang bergabung di suatu
orgnisasi akan mudah berinteraksi dengan
orang lain. Setiap orang memiliki watak
yang berbeda-beda. Tidak jarang muncul
konflik karena perbedaan tersebut,
contohnya perbedaat pandangan dan
pendapat. Dengan adanya konflik tersebut
kita dapat belajar bagaimana memanage
konflik tersebut dan mencari jalan
keluarnya. Nah, artinya organisasi juga
merupakan sarana melatih kemapuan
social kita.
Manfaat lain bergabung disebuah
organisasi adalah menambah jaringan
ataunetworking . Dalam orgnisasi kita akan
berinteraksi dengan banyak orang. Baik
itu dari dalam kampus maupun di luar
kampus. Ini sangat bermanfaat nanti kalau
kita sudah tamat dan mencari pekerjaan.
Orang-orang yang kita kenal saat
berorganisasi jangan dianggap remeh,
karena mungkin saja suatu saat dia yang
akan menawarkan lowongan kerja kepada
kita. Jadi dapat kita simpulkan
bahwasanya berorganisasi merupakan
simulasi dari dunia kerja yang
sesungguhnya.
Realitas Organisasi Di lapangan.
Saat ini banyak kita saksikan organisasi
kemahasiswaan yang cenderung
mementingkan kepentingan kelompok
semata. Sehingga banyak dari organisasi
itu yang tidak tumbuh dan berkembang
menjadi suatu kekuatan social dalam
menyikapi birokrasi- birokrasi kampus
serta mengakomodir aspirasi-aspirasi dari
mahasiswa. Tidak jarang juga kita
saksikan segelintir mahasiswa yang
mengatas namakan dirinya “aktifis
kampus” tetapi tidak mencerminkan sikap
aktifis yang benar, tidak memberikan
contoh yang benar sehingga menimbulkan
penilaian negatif dari mahasiswa lain
yang mengakibatkan timbulnya sikap
apatis terhadap organisasi mahasiswa.
Realitas yang terjadi sekarang kebanyakan
aktifis kampus berbicara soal demokrasi,
tapi disaat itu ia juga cenderung otoriter
dengan memaksakan kehendaknya dan
tidak bisa menerima perbedaan dan
pendapat orang lain. Hal ini dapat
menurunkan kualitas dan kuantitas
kaderisasi karena mahasiswa akan
cenderung berikap apatis terhadap
organisasi dan lebih memilih menjadi
mahasiwa kupu-kupu (baca:kuliah-pulang,
kuliah-pulang).
Anggapan bahwa mahasiswa yang sibuk
berorganisasi adalah mahasiswa yang
indeks prestasinya sedang-sedang saja atau
bahkan dibawah rata-rata. Sehingga
saking sibuknya kuliahnya jadi
terbengkalai itu juga tak jarang kita temui.
Dibalik realita tersebut bukan berarti
bergabung diorganisasi itu kuliah
terbengkalai dan sebangainya. Semua itu
tergantung kepada masing-masing
individunya bagaimana dia bisa
memanage dan membagi waktunya. Kita
sama-sama diberikan waktu dua puluh
empat jam dalam sehari. Ada orang yang
bisa memanfaatkan waktu tersebut dengan
berkontribusi di banyak hal, dan mereka
tidak merasa keteteran. Ini menjadikan
motivasi bagi kita bahwa ‘orang lain saja
bisa, kenapa saya tidak?’
Merubah Paradigma Berfikir
Anggapan di masyarakat bahwasanya
organisasi mahasiswa tidak lepas dari
melakukan demonstrasi, unjuk rasa,
melakukan kericuhan dengan aparat dan
masyarakat. Hal ini harus kita luruskan
bahwa tidak semua organisasi mahasiswa
melakukan dan memilih jalan tersebut
agar aspirasinya tersampaikan. Selain itu
sentiment negative yang sering muncul
seperti yang telah disebutkan sebelumnya
bahwasanya aktifis kampus itu cenderung
mahasiswa abadi dan rawan drop-out.
Sebagian ada juga yang beranggapan
kampus adalah semata-mata tempat
menimba ilmu yang terbatas hanya pada
pelajaran saja.
Banyak sebenarnya ilmu yang kita dapat
dengan berorganisasi. Seperti yang sudah
dijelaskan juga sebelumnya kita belajar
bersosialisasi dengan berorganisasi. Kita
menambah wawasan dan persaudaraan
juga bisa dengan berorganisasi. Kita
belajar tentang kepemimpinan dan ilmu
manajemen dari organisasi. Banyak hal
yang kita dapatkan dalam berorganisasi
yang tidak kita dapatkan di perkuliahan
formal.
Dengan bergabung dengan organisasi
kemahasiswaan banyak perubahan yang
akan kita alami pada diri kita sendiri. Kita
bisa mengembangkan bakat dan minat
dalam berorganisasi. Misalnya, mahasiswa
yang bakat dalam hal tulis menulis, seni,
olahraga dan lain sebagainya bisa
mengeksplor bakatnya tersebut dan
berbagi dengan angguta yang lain dalam
organisasi itu. Dengan bergabung di suatu
organisasi kita bisa mengetahui bagaimana
diri kita yang sebenrnya. Nah, jika kita
bergabung disuatu organisasi jangan malu-
malu menampilkan minat dan bakat,
karena dari minat dan bakat yang kita
miliki itulah kita dapat memberikan
kontribusi terhadap organisasi.
Berorganisasi juga dapat merubah pola
pikir seorang mahasiswa yang nanti akan
membedakan ia dengan mahasiswa yang
apatis terhadap organisasi kemahasiswaan.
Cara berfikir mahasiswa yang pernah
berorganisasi biasanya lebih luwes dan
logic karena apa yang ia sudah pernah ia
aplikasikan dalam berorganisasi misalnya,
dibanding mahasiswa yang menghabiskan
waktu untuk belajar cenderung cara
berfikirnya lebih ke teoritis. Teori tanpa
praktek hasinya juga alan nihil.
Organisasi mahasiswa bukan hanya
sekedar ajang hura-hura, melampiaskan
kejenuhan terhadap tugas-tugas kuliah
yang menumpuk, atau untuk mencari
jodoh. Kita bisa ‘mahasiswa plus’ dengan
berorganisasi. Dengan ilmu yang kita
dapat selama berorganisasi akan membuat
kita mudah memasuki dunia kerja
nantinya. Tidak jarang saat tes wawancara
untuk memasuki dunia kerja kita ditanya
“pernah kah mengikuti organisasi?
Organisasi apa yang pernah anda ikuti?
Apa jabatan anda di organisasi tersebut?”.
Karena dengan berorganisasi kita sudah
terbiasa memanage waktu, diri sendiri,
orang lain dan sebuah organisasi.
Keluasan wawasan dan pola pikir akan
menjadi nilai plus tersendiri dalam
mengarungi dunia kerja nantinya.
Jadi tak selamanya aktifis kampus itu
adalah mahasiswa abadi yang rawan drop-
out, dan suka berunjuk rasa. Bukan
berarti tidak ada, mahasiswa seperti ini
karena belum bisa memanage waktunya.
Dan kejenuhannya akan tugas-tugas
diperkuliahan juga bisa menjadi faktor
pendorong hal ini. Untuk bisa menjadi
aktifis kampus yang bisa dicontoh maka
kita harus benar-benar pandai untuk
memanage waktunya agar tidak
berbenturan antara kuliah dengan
organisasi. Sesibuk apapun kita disebuah
organisasi kita tidak bisa lepas dari
tanggung jawab utama kita sebagai
mahasiswa yaitu mengikuti perkuliahan
dengan baik, belajar, dan membanggakan
orang-orang yang menyayangi kita.
Bagaimanapun sebagai mahasiswa
kewajiban utama kita adalah menuntut
ilmu. Dengan berorganisasi kita bisa
berbagi ilmu, kita mengasah kemampuan
yang mungkin tidak pernah diajarkan
dalam perkuliahan formal dikampus.
Oleh sebab itu organisasi mahasiswa
dituntut untuk bisa terus meningkatkan
kualitas diri dan meningkatkan pelayanan
bagi mahasiswa dikampus tersebut agar
paradigma mahasiswa lainnya bisa
berubah seiring dengan perbaikan-
perbaikan yang dilakukan organisasi
mahasiswa sehingga mahasiswa lain
simpatik dan tertarik menjadi kader-kader
baru untuk turut bergabung dalam
organisasi mahasiswa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar